Minggu, 22 Februari 2015

BANJIR GULA MELANDA DESA PALAJAU MNEJELANG PILKADES




          Kalau Jakarta kini sedang susah menghadapi banjir air,namun beda dengan Palajau yang kini sedang bergembira dilanda banjir gula dan bisa diduga bahwa banjir gula bukan hanya terjadi di desa ini tetapi terjadi pula di desa lain.Banjir gula telah melanda desa akhir-akhir ini terutama yang diserang adalah daerah dataran rendah dan dikabarkan tak ada korban jiwa,yang ada cuma kios-kios yang korban perasaan karena untuk beberapa waktu gulanya tidak bakal laku,karena persediaan gula yang kebanjiran cukup untuk beberapa bulan ke depan.
Seorang team yang ikut menyebabkan terjadinya banjir gula kepada Palajau Memilih beberapa waktu yang lalu mengatakan,"Bukan membeli suara,melainkan bersedekah semoga Allah meluruskan keinginan kita".
         Seorang warga Dusun Kassika yang bertugas menyebarkan gula dari salah seorang bakal calon (yang kurang etis bila disebut namanya) kepada Palajau Memilih mengaku telah menyebarkan gula ke warga, "Lekbak kucatat ngasengmi arenna tau anggupayya golla,mudah-mudahan tenaja naangnganre lintah tau nisarea golla",ungkapnya.Kalau ada ungkapan seperti itu dalam banjir gula dipastikan "ada udang dibalik batu".
         Warga tidak menjadi masalah bila menerima gula biar berapa liter kalau diberi yang penting jangan minta-minta, karena itu adalah rezki,asalkan jangan mempengaruhi hati nurani,karena bila mempergaruhi hati nurani dalam hubungannya dengan politik menjelang pilkades,memilih gara-gara gula maka sudah termasuk disogok.

         Dan perlu diapresiasi bila calon pemimpin kita memberikan contoh kepada warga tentang berbagi kebaikan kepada sesama manusia,berbagi kebaikan terhadap sesama itu sangat dianjurkan.Cuma kita sebagai umat Islam perlu waspada jangan sampai kebaikan kita mengarah kepada praktek menyogok,karena Nabi SAW telah menyatakan:"Penyogok,disogok dan perantaranya sama-sama berdosa".Jadi ikhlas/murni kebaikan maka mendapat pahala dan insya Allah akan diberkahi Allah.
         Percayalah pada rukun iman yang ke-6 bahwa segala sesuatu terjadi pada bumi Palajau dan pada diri calon kepala desa telah ditetapkan oleh Allah dalam kitab-Nya (QS.Al Hadid:22).Jadi bukan uang atau gula yang membuat seseorang menang atau kalah,melainkan takdir.

JAGA VALIDITAS SURVEY CAKADES


                                Daeng Ngampo : Hasil survey sementara....1. AST 50 %                                                        2. SDR 30 %3. IT 20 %

          Menjelang pelaksanaan pemilihan Kepala Desa Palajau,beberapa warga Desa Palajau mengupload melalui facebook tentang hasil survey Pemilihan Kepala Desa yang dilakukannya pada Januari 2015 yang lalu.Beberapa diantaranya adalah Dg Ngampo,Tika Prihatiningsih,dan sebagainya.
          Sebagai warga Desa Palajau,kami merasa bangga akan perkembangan demokrasi di daerah ini dan kepedulian para pemuda terhadap pembangunan desa.Hasil survey tersebut tentunya menjadi semangat bagi calon yang hasil surveynya tinggi dan tantangan bagi calon yang hasil surveynya rendah untuk terus giat menarik dukungan masyarakat.
         Cuma disarankan agar seluruh dokumen survey anda disimpan baik-baik dan memperhatikan kelengkapannya,antara lain waktu,lokasi,sampel, penyebaran sampel dan metode survey anda serta tingkat kepercayaan.Ini penting karena anda melakukan survey di bidang politik (obyek yang mudah terbakar).Survey anda tentu menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya.Salah satu pihak bakal calon telah mengkopy hasil survey anda berserta foto-foto anda.Terutama hasil survey yang mengaku dilakukan oleh orang luar Palajau,bakal calon mempertanyakan kepentingan anda mensurvey masyarakat Palajau.Bakal calon yang merasa dirugikan bisa meminta pembuktian validitas hasil survey anda,dan kalau tidak bisa dibutikan maka anda bisa dipersalahkan telah menyebarkan berita bohong yang merugikan orang lain.Ingat Undang-Undang ITE Pasal 28 "1) Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik".Pasal 45:"(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal, 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).Apalagi di antara bakal calon ada yang Sarjana Hukum yang lebih tahu maslah hukum.Oleh karena supaya di antara kita tidak ada yang tersandung masalah,maka jaga validitas hasil surveynya agar bisa dipertanggungjawabkan secara hukum,dan kalu tidak lebih kegemaran yang satu ini kita pikirkan dulu.Bagi yang mau melakukan survey Palajau Memilih telah menyampaikan data-data wajib pilih per TPS,silahkan ambil sampel secara merata,baik dengan angket atau wawancara langsung yg didokumentasikan.
 Tika Prihatiningsih:Poling Suara Sementara:- Agus Syahrir Dg Tutu 46%; Indar Jaya Bactiar Dg tutu 30%;- Syamsuddin Dg Rabung 24%
 

PARA CALON KEPALA DESA TELAH MENANAM POHON

      Salah satu syarat yang diajukan Bupati Jeneponto terhadap warga masyarakat yang ingin mencalonkan diri sebagai kepala desa adalah menanam 100 pohon di wilayahnya.Bila bakal calon tidak sanggup memenuhinya maka pencalonannya ditolak.Untuk memenuhi pesyaratan tersebut maka para bakal calon kepala Desa Palajau melakukan  penanaman pohon.
1. Indar Jaya Bachtiar menanam pohon di Dusun Palajau
Penanam 100 pohon oleh Bakal Calon Kades Palajau termuda ini dimulai pada Minggu,1 Pebruari 2014 yang lalu bersama dengan warga pendukungnya dan disaksikan oleh perwakilan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Kabupaten Jeneponto.
        Penanaman 100 pohon adalah merupakan keseriusan Indar Jaya Bachtiar untuk maju dalam kompetisi pemilihan pemimpin pembangunan Desa Palajau untuk mewujudkan komitmenya dalam memajukan tumpah darahnya,Desa Palajau.
Indar Jaya Bachtiar,sebenarnya bukanlah orang baru di Palajau.Padanya mengalir darah kepemimpinan leluhurnya.Dia adalah cucu dari Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Jeneponto,Drs.Saddara Dg Rate.
         Dengan bekal pendidikan Sarjana Hukum (SH),Indar Jaya Bachtiar akan mengiplementasikan segenap kemampuannya dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan Desa Palajau.Apa visi dan misinya ?,ya tunggu saja pada saat pemaparan visi dan misi calon di kantor Desa Palajau beberapa hari yang akan datang menjelang hari pemungutan suara.Yang jelas dibenaknya ingin membuat Desa Palajau semakin maju.Oleh karena itu,dukungan dari masyarakat sangat diharapkannya,karena dukunganlah yang bisa mengantarnya menjadi nakhoda pembangunan.Calon ini memakai tagline "Intumo"=Indar Tutu Tommo.
2. Agus Syahrir menanam pohon di Dusun Kassika
        Guna memenuhi persyaratan yang diajukan Bupati Jeneponto,Drs.H.Ikhsan skandar,M.Si, kepada para warga yang ingin maju dalam kompetisi pemilihan kepala desa,maka pada hari ,Minggu,8 Pebruari 2015,Bakal Calon Kepala Desa Palajau,Agus Syahrir Tutu melakukan penanaman 100 pohon yang berlokasi di Dusun Kassika.Kegiatan penanaman pohon tersebut dimulai pada pukul 08.00 wita bersama dengan para team sukses dari setiap dusun dan dibantu oleh beberapa pemuda Dusun Kassika.
          Dengan dilaksanakannya penanaman 100 pohon ini,maka Agus Syahrir telah memenuhi seluruh persyarakat untuk maju sebagai calon kepala Desa Palajau bersaing dengan dua calon lainnya.Agus Syahrir Tutu adalah warga Desa Palajau yang tinggal di Kampung Beru Dusun Palajau,namun dari jauh hari telah terdengar bahwa mayoritas warga Dusun Kassika/Sambone-bone mendukung pencalonan Agus Syahrir Tutu karena mengingat pelayanannya yang ramah,dan cepat sewaktu menjabat Sekretaris Desa Palajau,dan itulah sebabnya sehingga Kassika/Sambone-bone termasuk daerah basis Agus Syahrir Tutu.
           Berdasarkan pantauan Palajau Memilih di lokasi,terlihat bahwa masyarakat Dusun Kassika sangat antusias membantu Agus Syahrir Tutu menanam pohon di pinggir jalan dan mereka berjanji akan menjaga pohon yang telah ditanam tersebut dari gangguan kambing.Nampak pula dalam aksi tanam 100 pohon tersebut adalah Team-team Pemenangan dari masing-masing dusun yang diketuai oleh Danial Rangka.SELAMAT BERJUANG,SEMOGA SUKSES.
 3. Syamsuddin Rabung menanam pohon di Dusun Palajau
       Mulai tahun ini,Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto mengeluarkan aturan bahwa pendaftaran calon kepala desa gratis dan sebagai gantinya adalah menanam 100 pohon percalon.Untuk memenuhi persyaratan tersebut,maka hari ini Minggu,8 Pebruari 2015,Bakal Calon Kepala Desa Palajau,Syamsuddin Rabung melakukan penanaman 100 pohon yang berlokasi di Dusun Palajau.Penanaman dilakukan bersama dengan beberapa warga Dusun Palajau yang diketuai oleh Abd Haris.
         Syamsuddin Rabung adalah seorang warga Desa Palajau yang juga adalah Imam Desa Palajau,yang tingga di dusun Palajau,dari pantauan Palajau Memilih di lokasi, nampak bahwa warga yang ikut dalam kegiatan ini antusias melakukan penanaman pohon yang disaksikan oleh seorang anggota Koalisi Perempuan Indonesia Cabang Jeneponto.
       Dari jauh hari terdengar bahwa Dusun Palajau adalah merupakan basis Syamsuddin Rabung.Namun bisa dipastikan bahwa suara di dusun ini terpecah atau terbagi-bagi.
Dengan telah dilakukannya penanaman 100 pohon berarti Syamsuddin Rabung telah memenuhi persyaratan untuk mendaftar sebagai calon kepala desa Palajau.SELAMAT BERJUANG SEMOGA SUKSES.
 

ILHAM MUSAFIR DIDAULAT MENJADI KETUA PANITIA PILKADES PALAJAU 2015

            Bertempat di Kantor Desa Palajau,para anggota BPD dan sejumlah tokoh masyarakat berkumpul menggelar rapat pembentukan Panitia Pemlihan Kepala desa (Pilkades) Palajau Tahun 2015.Hadir pula dalam rapat tersebut Camat Arungkeke,Kapolsek,Dan Ramil,perwakilan Pemberdayaan Masyarakat Desa setda Jeneponto,dua anggota DPRD Jeneponto dan ketiga bakal calon.
            Dalam rapat tersebut,BPD selaku DPR Desa Palajau memilih dan menetapkan lima warga Desa Palajau untuk menjadi Panitia Pilkades 2015,yaitu Ilham Musafir,S.Pd selaku Ketua,Ismail Tona selaku sekretaris,Syamsuddin Sofyan selaku bendahara,Abd Rahman Tutu dan Norma selaku anggota.Kepadanya amanah rakyat untuk menyelenggarakan pemilihan kepala desa yang jujur dan adil, untuk menghasilkan pemimpin pembangunan Desa Palajau menuju masyarakat yang lebih baik.Tugas dan tanggungjawab mereka antara lain data pemilih,menerima dan menverifikasi calon,menyelenggarakan visi dan misi calon,pemungutan suara dan sebagainya.
            Ilham Musafir,S.Pd adalah seorang warga Dusun Palajau yang berprofesi sebagai guru,saat ditemui Palajau Memilih usai penetapan dirinya sebagai Ketua Panitia,hanya tersenyum malu-malu saat ditanya kometarnya sebagai Ketua Pilkades,dan dengan suaru khasnya yang keras menjawab satu kata "Jujur".

HUKUM MONEY POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA

          Memperhatikan kondisi politik yang berkembang saat ini, dipandang sebagian besar masyarakat sangat sarat dengan permainan politik uang (Money politik), baik pada ajang pemilu untuk memilih Presiden dan wakil presiden,pemilihan Gubernur dan Wakil gubernur,Pemilihan Bupati dan wakil Bupati,Pemilihan anggota legislatif (DPR), bahkan sampai pada tingkat pemilihan kepala desa (pilkades), dan ironisnya kadangkala merembet sampai pada pemilihan ketua organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam.
           Money politics atau politik uang adalah semua tindakan yang disengaja memberi atau menjanjikan uang atau materi lainya kepada seseorang supaya memilih peserta pemilu tertentu.
Ada beberapa bentuk money politik yang merebak di masyarakat kita,antara lain:
a. Pemberian hadiah dengan penukaran kupon untuk makan gratis atau mendapatkansembako; b. Pemberian bantuan kepada masyarakat dan kepada tempat-tempat ibadah yang tidak pernahdilakukan sebelumnya; c. Bagi-bagi uang menjelang pelaksanaan kompetisi politik
Tidak semua pemberian bantuan atau uang kepada orang lain menjelang kompetisi politi di sebut money politik. Suatu pemberian dikatakan money politik bilamana menenuhi unsur,antara lain:
1. Unsur sebab yakni, ada maksud dan tujuan untuk mempengaruhi aspirasi dan pandangan politik seseorang,yaitu agar seseorang berubah pikirannya atau sikapnya untuk meninggalkan dukungan atau pilahannya yang semula kemudian beralih pada pihak yang memberinya uang.
2. Unsur akibat yakni akibat dari tindakan pemberian uang atau barang tertentu.,yaitu seseorang telah membuktikan perubahan sikap dan pilhannya itu sebagaimana yang dinginkan oleh pihak pemberi uang.
          Jika demikian adanya maka mempengaruhi massa pada saat pemilu dengan politik uang sama dengan menyuap atau menyogok.
Allah SWT dalam Al-Quran menyinggung praktek suap atau sogok pada sejumlah ayat diantaranya:”Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara bathil, kecuali dengan cara perniagaan atas dasar suka sama suka, dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri sesungguhnya Allah sangat menyayangimu”.
Rasulullah SAW pun secara tegas memberi peringatan untuk menjauhi praktek suap menyuap.Dalamh hadits riwayat sahabat Tsauban beliau berkata " Rasulullah SAW telah melaknat Tukang Suap, Penerima Suap, dan yang menjadi perantara dari kedua belah pihak.

 

Kebanyakan ulama berpendapat bahwa haram hukumnya money politik dalam kondisi apapun. Landasan yang dipakai adalah keumuman makna dan dalalah hadith yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melaknat orang orang yang memberi suap,penerima suap, sekaligus broker suap yang menjadi penghubung antara keduanya. Pelaku money politics/penyuap dianggap berdosa karena telah membantu perbuatan haram dan ia pun harus dikenai hokum sesuai dengan kebijakan hakim.
Wallahu a'lam bi Al-Shawab.

PEMIMPIN YANG IDEAL DILIHAT DARI 3 SISI

         Banyak  orang yang mau menjadi pemimpin,namun tidak semua orang yang telah menjadi pemimpin berhasil menjadi pemimpin,kecuali menghabiskan masa jabatannya,diantaranya ada yang mengakhiri masa jabatannya dengan berbagai masalah,dan bahkan ada yang menyeret dirinya kedalam penjara.Mengapa timbul masalah ?,karena mereka maju sebagai pemimpin bukan dengan kemampuan dan itikad yang baik,melainkan untuk membesarkan nama keluarga atau memenuhi nafsu kekuasaannya tanpa disadarinya bahwa menjadi pemimpin adalah sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kelak dihadapan Tuhan.Tetapi ada pula pemimpin yang sukses melaksnakan tugasnya,yang berhasil memajukan masyarakat yang dipmpinnya.
        Menjadi seorang pemimpin hendaknya memiliki 3 bekal,antara lain kemampuan berfikir,berkumunikasi dan kemampuan melayani kepentingan orang-orang yang dipimpinnya.
1. Pemikiran,yaitu bagaimana seorang pemimpin memikirkan kepentingan rakyatnya dan menemukan cara-cara untuk memenuhi kepentingan rakyat tersebut,serta bagaimana seorang pemimpin menemukan solusi dalam meyelesaikan komplik2 yang terjadi dalam masyarakat yang dipimpinnya;
2. Kumunikasi,yaitu bagaimana seorang pemimpin mengkomunikasikan ide/pemikirannya kepada rakyat yang dipimpinnya.Kadang pemikiran tidaklah hebat tetapi karena komunikasinya tepat maka segala menjadi hebat;
3. Pelayanan,yaitu bagaiman seorang pemimpin memposisikan dirinya sebagai pelayan kepentingan rakyat,bukan orang yang harus dilayani oleh rakyat.Kadang pemikiran dan komunikasi seorang pemimpin bagus,tetapi pelayanannya kepada rakyat tidak memuaskan karena selain lambat,tidak becus juga dibumbuh dengan pungutan liar.
        Untuk mendapatkan pemimpin yang memiliki keunggulan di atas,maka tidaklah mudah,namun kita tidak boleh posimis dan meramal bahwa calon ini atau calon itu tidak akan membawa kemajuan terhadap wilayah dan masyarakat yang dipimpinya.Tidak ada manusia sempurna,masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan,begitupun rakyat,tidak ada seorangpun rakyat yang sempurnya,masing-masing memilliki keunggulan dan kekuarangan.
    Nah,keunggulan dari seorang pemimpin adalah untuk menutupi kelemahan rakyat dan kelemahannya untuk dirinya sendiri.Sebaliknya,keunggulan seorang rakyat adalah untuk menutupi kelemahan pemimpinnya dan kelemahannya adalah untuk dirinya sendiri.
Jadi sekarang sikap terbaik adalah optimis memandang calon-calon kades bahwa semuanya unggul dalam keunggulannya dan semuanya lemah dalam kelemahannya.Kemajuan suatu desa bukan hanya tergantung pada keunggulan pemimpinnya,melainkan juga tergantung pada keunggulan rakyat untuk bersatu mendukung pemimpin yang terpilih nanti untuk memajukan desa.Marilah kita memilih sesuai pilihan tanpa harus mengungkap-ungkap kelemahan salah satu calon.

RAKYAT IBARAT PENONTON SEPAK BOLA

          Kita semua tentu pernah menjadi penonton sepak bola,selain menonton kadang mendengar atau mengeluarkan komentar-komentar.Penonton sepak bola itu bermacam-macam,antara lain:
1. Penonton Hebat,yaitu penonton yang memposisikan dirinya sebagai pemain bintang berkelas dunia,yang setiap langkah pemain dikomentari,bahwa ini salah,itu salah,atau penuh andai.Bahkan mengatakan "Bodohnya ini pemain ".Tetapi setelah diberi kesempatan untuk bermain,ternyata belum menendang bola sudah jatuh.
2. Penonton Setia,yaitu penonton yang benar-benar menikmati jalannya permainnya sebagai sebuah seni yang menyenangkan.Mereka menonton tanpa komentar.
3. Penonton Bijak,yaitu penonton yang selain menikmati hiburan juga melihat sisi keunggulan dan kelemahan pemain.Lalu mereka sampaikan kepada pemain ketika turun minum atau usai permainan.
Kitapun sebagai rakyat hendak demikian,calon kepala desa belum bekerja sudah dikomentari dan diungkap seluruh kelemahannya bahkan sudah diramal akan gagal membangun desa,padahal belum tentu demikian.
           Memang kadang kita terlalu egois memandang diri kita penuh dengan keunggulan dan tidak mau mengakui keunggulan orang lain,tanpa kita sadari bahwa diluar sana ribuan orang yang menceritakan kelemahan kita.Oleh karena itu,marilah kita menjadi rakyat yang bijak memandang calon-calon pemimpin kita,kalau ada keunggulannya kita akui dan kalau ada kelemahannya kita akui pula lalu berusaha menutupinya bila kelak menjadi pemimpin.Karena di tangan kitalah kemajuan Desa Palajau.Dan kalau memang memiliki calon yang memiliki lebih banyak keunggulan dari bakal calon yang ada maka marilah kita muncul,biarlah rakyat yang menilai dan memutuskan.

MENJADI PENDUKUNG JANGANLAH LUPA DIRI

 Menjadi pendukung dalam arti team sukses memang memiliki tanggungjawab untuk menyukseskan cita-cita/ambisi politik orang yang didukungnya.Dan mereka tentu harus berusaha mencari suara dengan berkelana memperngaruhi calon pemilih,namun kadang ada yang dilupakan,antara lain:
1. Perasaan calon lain yang juga adalah manusia biasa yang siapapun tidak senang bila diungkap-ungkap kelemahannya yang membuatnya jatuh nilai di masyarakat.Mereka tidak peduli bahwa calon lainnya juga adalah keluarga atau tetangga,yang penting teamnya sukses bahkan ada yang rela putus silaturrahmi dengan keluarga atau tetangganya demi ambisi politik.
2. Persatuan keluarga dan masyarakat kadang dilupakan,padahal kesuksesan pilkades bukan dilihat dari suksesnya calon kita menjadi kepala desa,melainkan suksesnya kepala desa memajukan desa Palajau,tapi bagaimana seorang kepala desa bisa memajukan desanya kalau rakyatnya terpecah-pecah gara-gara pilkades.
3. Nila-nilai agama kadang pula dilupakan,bahkan tak mau tahu yang disebut dosa.Sekalipun ada yang pernah mengingatkan bahwa berprasangka buruk atau menyebarkan aib orang lain atau menyebarkan sogokan namun itu dilupakannya demi menyuseskan calon yang didukungnya.
Oleh karena itu,mendukung boleh,tapi janganlah lupa diri.ingat hak orang lain jangan sampai dirugikan,ingat persatuan masyarakat jangan sampa di rusak,ingat agama jangan sampai yang haram dianggap halal,ingat perasaan tetangga sebagai saudara terdekat.Menjaga hubungan bertetangga adalah kewajiban setiap muslim.Janganlah suatu pendukung memata-matai rakyat atau melarangnya berhubungan dengan calon lainnya.Biarkan rakyat menikmati kemerdekaannya,jangan ditekan ataupun diteror.

JANGANLAH SOK SUCI,TETAPI BERPRASANGKA BAIKLAH

Menjelang pilkdes,maka yang menjadi sentra perhatian kita adalah para calon kepala desa dan keluarganya,diantaranya ada yang mengungkap keunggulannya,namun tidak sedikit diantara kita yang mengungkap dan menyebarkan kelemahan orang,entah itu benar atau salah.Kadang kita begitu muda mengungkap kelemahan orang lain dan menganggap diri lebih baik dari orang itu.Menganggap diri benar atau bersih lalu menganggap salah atau tidak bersih orang lain itu dilarang oleh Allah.
”Janganlah kamu mengatakan dirimu suci.Dialah yang paling mengetahui orang-orang yang bertakwa” (QS.An Najm:32).Allahlah yang lebih tahu siapa orang suci dan siapa orang yang kotor di antara kita semua,dan boleh jadi orang-orang yang kita anggap kotor atau hina lebih baik daripada orang-orang yang memandang orang lain kotor.Orang-orang yang kita hina lebih terhormat daripada orang-orang yang menghina (Simak QS.Al Hujurat:11).
Oleh karena itu,wahai diriku dan saudara-saudaraku,bacalah dirimu sebelum membaca diri orang lain (introspeksi diri),lihatlah kekuranganmu sebelum melihat kekurangan orang,janganlah mudah mentertawai, mengolok,mengejek atau menggunjing sesamu,karena kamu belum tentu lebih baik dari orang-orang yang kamu tertawai,hina dan yang kamu gunjing itu.Ingat, bila yang kalian sebarkan adalah benar maka termasuk menggunjing,dan bila ternyata salah maka berarti menfitnah.Keduanya adalah dosa besar.

Sabtu, 21 Februari 2015

Cerpen CANGKIR KEMBAR



Sudah lama aku mendengar cerita tentang Cangkir Kembar,namun mata kepalaku belum pernah menyaksikan bagaimana cangkir kembar itu sehingga aku hanya bisa menduga-duga bahwa cangkir kembar itu mirip dengan anak kembar siang yang cangkirnya dua dan pegangannya cuma satu.Menurut Santi, teman kuliahku,yang pernah menyebut istilah cangkir kembar,mengatakan bahwa cangkir langkah ini hanya ada di kampungnya dan khusus diperuntukkan bagi para bangsawan yang bergelar ‘karaeng’ atau bangsawan ‘daeng’ tetapi mau diperlakukan seperti karaeng,pada pesta atau jamuan yang dilakukan oleh non bangsawan yang dikampungnya diistilahkan dengan ‘golongan rakyat’.
Lima tahun kemudian temanku,Santi menggelar pesta atas pernikahan adiknya.Santi berasal dari keluarga golongan rakyat,jadi ini kesempatan bagiku untuk menyaksikan langsung cangkir kembar itu,sebagaimana yang pernah dikatakan Santi bahwa orang yang segolongannya wajib menyiapkan cangkir kembar untuk melayani minuman bagi laki-laki bangsawan kelas atas di kampungnya.”Biar anak-anak ?”,tanyaku.”Biar anak-anak kalau duduk bersama dengan bangsawan di bawahnya atau rakyat harus dilayani dengan cangkir kembar”,jawab santi.”Kalau laki-laki karaeng berjumlah sepuluh berarti harus menyiapkan sepuluh cangkir kembar dong,berarti dua puluh cangkir ?”,tanyaku lagi.”ya, begitulah”,jawab Santi.”Apakah tidak merepotkan tuan rumah ?”,tanyaku lagi.”ya tentu merepotkan tetapi apa mau dikata,adat yang memaksa kami demikian karena kalau tidak dilayani seperti itu istri mereka akan marah-marah,bahkan bisa mengamuk”,jawab Santi.”Astagfirullah,tamu yang marah-marah hanya karena pelayanan tuan rumah seperti itu,apakah mereka tidak berpendidikan sehingga masih mempertahankan adat-adat kuno yang mempertahankan kesombongan seperti itu ?”tanyaku lagi.”Tentu mereka berpendidikan bahkan sarjana namun demi kebangsawanannya,adat seperti ini harus dipertahankan”,jawab santi.”Apakah tidak ada tokoh agama yang bisa mengingatkan bahwa membangga-banggakan keturunan adalah kesombongan yang amat dibenci Allah ?”,tanyaku lagi.”Siapa sih yang berani,mereka semua kan orang besar sedangkan kami semua orang kecil,sudah lumayan sekarang dibanding beberapa tahun yang lalu kami rakyat kecil harus melayani para bangsawan dengan ‘dulang’ bagi ibu-ibunya”,jawab Santi.
Aku sengaja bermalam di kampung Santi karena kuingin menyaksikan langsung pelayanan dengan cangkir kembar itu.Sorenya aku sempatkan diri ngobrol dengan ibu-ibu keluarga Santi.”Begitulah di kampong ini  kami kadang serba salah kalau mengadakan pesta karena membeda-bedakan tamu,karena yang menuntut pelayanan secara adat hanyalah orang bangsawan kampung ini,sedangkan tamu lain yang mungkin juga bangsawan kita layani dengan biasa,terkadang merekapun protes dan kalau dilayani semua seperti itu,tentu sangat merepotkan bagi kami dan kalau mereka tidak dilayani seperti itu kami yang mengadakan pesta menjadi sasaran kemarahannya”,ungkap Manta,istri Sanne padaku.”Mungkin mereka khawatir kalau tidak dilayani seperti itu,kalian tidak akan mengakui kebangswanannya”, dugaanku.” Kami sebagai rakyat di kampung ini sangat mengakui strata sosial mereka,apabila merekapun menghargai kami.Kami menghormati seseorang bukan karena gelar bangsawaannya melainkan karena budi pekertinya yang terhormat,bukankah begitu yang diajarkan agama ?.Untuk apa kita hargai namanya,kalau perbuatannya tercela dalam agama seperti pemabuk,penjudi ataupun pencuri,bukankah bangsawan yang sesungguhnya adalah keluhuran budi pekerti dan ketaatan beragamanya ?,mereka selalu merendahkan,dilarang duduk di kursi bersama mereka”,balas Manta’ sambil melihat sekelilingnya,takut jangan sampai ada yang mendengar omongannya.Dari pengakuan beberapa keluarga Santi dapat kusimpulkan bahwa pelayanan dengan cangkir kembar sebenarnya sudah ditolak oleh rakyat sebagaimana mereka telah menolak pelayanan dengan dulang,hanya karena golongan bangsawan masih berusaha mempertahankannya sehingga rakyatpun dengan terpaksa melakukannya.
Malam harinya,usai menggelar acara barzanji,ibu-ibupun sibuk menghidangkan minuman teh dan berbagai jenis kue kepada jemaah barzanji.Cangkir-cangkirpun disebarkan,ada yang diberi satu cangkir dan tiga orang diberi dua cangkir.”Wah,inilah barangkali yang dimaksud dengan cangkir kembar”, batinku,sedangkan aku dan lainnya hanya ada satu cangkir. Kucoba kuambil satu cangkir lalu kupindahkan ke orang dekatku yang belum dapat,namun orang yang melihatku langsung mengambilnya lalu mengembalikan ke cangkir pasangannya.Orang yang diberi dua cangkirpun lalu menatapku,seakan-akan bertanya,”tidak tahu ya bahwa aku bangsawan atas di kampung ini ?”.
Usai minum teh kuperhatikan cangkir kembar yang ada di sampingku,ternyata yang mereka minum cuma satu cangkir,kalau begitu “yang secangkir itu untuk siapa ?,kalau tidak diminum berarti mubazir,bukankah agama melarang kita mubazir karena mubazir adalah teman setan ?”,batinku. ”Kiminum tehta,Kareng masih ada satu cangkir”,ucapku yang disambut tawa oleh beberapa tamu, sedangkan yang kupersilahkan cuma diam menatapku.Insiden terjadi saat acara minum teh usai.Cangkir kembar yang diangkat Sinta,sepupu Santi tiba-tiba jatuh dan mengenai kepala seorang tamu perempuan.Selain kepala tamu itu basah,cangkir pun pecah.”Kubilang memang satu saja cangkir,tapi kau bilang takut..takut..,liatmi tidak diminumji semua ”,ujar Sumi dari dalam.Tamu yang basahpun memarah-marahi tuan rumah.
 Setelah tetamu pulang,kupertanyakan tetamu itu pada Santi terutama yang diberi cangkir kembar.”Kalau yang di depanmu tadi,itu Karaeng Se’re anaknya Karaeng Sirua.Kalau yang disampingya namanya Karaeng Tallu anaknya Karaeng Appa,kalau yang disampingmu namanya Karaeng Lima anaknya Daeng Ngannang,kalau yang lain-lainnya daeng-daengji semua,sedangkan yang duduk paling ujung dekat pintu adalah golongan rakyat”,jawab Santi.”Mengapa yang satu itu dipanggil karaeng padahal ayahnya cuma daeng,bukankah dalam aturan adat daerah kita yang menganut sistem patriliniar, kebangsawanan anak ikut pada kebangsawanan ayah ?,kalau di kampungku, Santi, seorang anak tidak bisa digelar karaeng kalau hanya ibunya yang karaeng sedangkan ayahnya hanya daeng,berarti masyarakat di kampungmu belum mengerti adat daerah kita.Memberi gelar kebangswanan itu ada aturan adatnya,jadi kita tidak bisa seenaknya memberi gelar karaeng pada anak kalau ayahnya hanya seorang daeng apalagi kalau gelar itu bisa merepotkan orang lain dan hanya untuk mendapatkan cangkir kembar,atau dengan gelar itu mereka meninggi-ninggikan dirinya lalu merendahkan orang lain”, protesku.”Yaaaa,apa mau dikata bagi rakyat seperti kami,kami tak perlu tahu apakah sesuai atau tidak sesuai dengan aturan adat yang jelas itulah yang terjadi di kampung ini”,balas Santi.
Mendengar azan Subuh di masjid,akupun bangun lalu bergegas pergi ke masjid. Astagfirullah,jemaah Subuhnya tidak cukup setengah baris.”Ihh,di mana semua lelaki Islam di kampung ini,kira tadi malam banyak yang ikut barzanji ?”,tanyaku pada imam shalat.”Begitulah kampong ini,kesadaran beragamanya masih rendah,hanya kami yang bisa shalat Subuh bila diluar Ramadhan”,jawab Pak Imam.”Astagfirlullah,Allah yang memanggil umat Islam untuk beribadah di masjidnya,lalu yang memenuhinya cuma beberapa orang yang sudah berbau tanah dan seorang yang masih kencur, dibanding tadi malam jemaah barazanjinya yang berdesak-desakan ?”,ungkapan keherananku. ”Berarti kapatuhan pada adat masyarakat kampung ini jauh lebih tinggi dibanding kepatuhan pada agamanya,bayangkan kalau Allah yang memanggilnya beribadah di masjid mereka tidak mau memenuhinya,tetapi kalau sesama manusia yang memanggilnya untuk barzanji di rumahnya mereka berlomba-lomba,apakah karena di masjid tidak ada teh atau kue sehingga tidak mau memenuhi panggilan Allah sedangkan memenuhi panggilan barzanji karena ada teh dan kuenya ?,keterlaluan amat umat Islam di kampong ini,nauzubillah”,tambahku.”Mau diapai pale,kita sudah berusaha memberi kesadaran bagi mereka tetapi mereka tidak mau sadar”,balas Pak Imam dan jemaahpun bubar.
Lima tahun kemudian Santi menikah dan mengundangku.Seperti dulu,aku bersama keluargaku bermalam di rumah Santi.Cangkir kembar yang dulu terkenal di kampong ini nampaknya telah tiada.”Alhamdulillah kepala desa yang baru telah mereformasi adat dengan mempertimbangkan aspirasi golongan rakyat”,jawab Santi atas pertanyaanku.”Adat tetap ada,cuma disesuaikan dengan zaman dan tuntutan rakyat,cangkir kembar tidak dipakai lagi begitupun gelar karaeng hanya dipakai oleh seorang bangsawan yang ayahnya bergelar karaeng,dan ternyata kami lebih ihlas melayani mereka disbanding dulu yang selalu merasa terpaksa”,tambahnya.Masjidpun menjadi ramai jemaah,nampakkan kesadaran beragamanya telah tumbuh.”Alhamdulillah selama dibiarkannya jemaah tablig berdakwah di masjid ini,ilmu dan kesadaran beragama masyarakat meningkat,dibanding dulu kala menolak kehadiran jemaah tablig”,ungkap Pak Imam padaku.”Memangnya kenapa itu jemaah tablig”,tanyaku.”Saya juga tidak tahu kenapa pengurus masjid menolaknya,padahal mereka datang cuma untuk berdakwah mendorong kita untuk memakmurkan masjid bukan untuk datang menyebarkan ajaran sesat”,tambahnya.”Coba kitanya masyarakat lain yang selalu kedatangan jemaah tablig,adakah jemaah tablig itu menyebarkan ajaran sesat ?,adakah mereka memaksa kita untuk ikut dengannya ?,tidak kan ?”,balasku.”kamu juga jemaah tablig ?”,Tanya Pak Imam yang mungkin curiga karena pakaianku mirip jemaah tablig.”Bukan,tetapi mendukung usaha dakwahnya demi kesadaran beragama dan kemakmuran masjid,saya tidak terikat pada organisasi apapun,yang kulakukan adalah yang diajarkan oleh Allah dan rasul-Nya melalui Al Quran dan hadis,makanya jangan muda berprangka buruk pada orang lain,timbanglah sesuatu menurut neraca Al Quran dan hadis,kalau ada yang sesuai kita dukung dan wajib diikut,tetapi yang bertentangan kita tolak dan tingggalkan.Jadi menerima atau menolak sesuatu harus dengan dasar ilmu,bukan dengan nafsu.

Cerpen MASJID MENANGIS

      Hatiku bergetar saat kudengar suara tangis yang menggema dan menyayat hati.Suara tangis yang berada di luar rumah.Kutatap jam dinding kamarku.Waktu telah menunjutkan pukul setengah empat dinihari.Sebagaimana biasa akupun meninggalkan mimpi-mimpiku untuk memulai aktivitas hidup sebagai seorang hamba.Hatiku mendengar bisikan bahwa masjid yang ada di kampungku sedang menangis.”Masjid menangis ?”,hatiku bertanya keheranan.”Mengapa masjid bisa menangis ?’ Bisikan itu menjawab “Masjid Kampung Beru menangis karena ditinggalkan oleh jemaahnya”.”Allah sangat kecewa terhadap orang-orang yang mengaku Islam namun sombong terhadap Allah”,lanjut bisikan itu.”Bagaimana kami dibilang sombong terhadap Allah ?’,hatiku bertanya.”Bagaimana tidak sombong,setiap hari lima kali Allah menyeru di masjid memanggil kalian beribadah di rumahnya tapi adakah kalian di kampong ini yang tersentuh hatinya untuk memenuhi panggilan Allah itu ?,kalian semua sombong karena tidak ada lagi orang dewasa di kampung ini yang mau mengumandangkan azan,kalian semua gengsi,yang ada cuma bocah kecil yang belum tahu apa-apa. Apa yang kalian sombongkan dihadapan Allah,nikmat Tuhan manakah yang kalian dustakan,kalian semua sehat,kuat dan diberi rezki yang melimpah,semua itukah yang membuat kalian tidak mau berkunjung ke rumah-Nya,untuk bersujud di hadapan-Nya ?.Kalian semua musyrik karena lebih menghargai panggilan manusia daripada panggilan Allah,buktinya kalau Allah memanggilmu ke rumah-Nya beribadah dengan balasan pahala yang melimpah kalian semua pada malas dan banyak alasan, tetapi kalau manusia yang memanggil kalian ke rumahnya untuk melakukan barzanji atau mengaji untuk orang mati dengan imbalan sepotong kue dan secangkir kopi,kalian semua berlomba-lomba sampai berdesak-desakan di rumah orang tersebut.Tidakkah kalian pikir bahwa panggilan Allah untuk beribadah di rumah-Nya sangatlah mulia,menenuhinya adalah sangat utama.Allah dan Rasul-Nya telah menjamin balasan yang sempurna bagi tamu-tamu Allah,tetapi undangan sesamamu untuk barzanji di rumahnya adakah jaminan keutamaannya kecuali akan mendatangkan penyesalan bagimu kelak”.Lanjutnya.”Tidakkah kalian mau menjadi tamu Allah,menjadi tamu presiden saja kalian bangga,apalagi bila menjadi tamu Allah,mana akalmu ?”.
Akupun menjadi malu dan bersedih karena sudah lama tidak memenuhi panggilan Allah ke rumah-Nya yang sudah jelas sebagai tempat yang penuh kemenangan.Walau hatiku selalu ada di masjid saat tiba waktu shalat,namun selalu saja menangis karena kutak bisa lagi menjadi tamu Allah,kutak bisa lagi shalat bersama dengan malaikat di rumah Allah, kutak bisa lagi mengumadangkan azan yang disaksikan oleh para malaikat dan seluruh makhluk yang mendengar azan. Fisik tak sanggup lagi membawaku ke masjid.Walau Allah menyuruhku beribadah kepada-Nya sesuai dengan kemampuanku,namun akupun iri pada umat lainnya yang diberi kesehatan dan kekuatan serta pandai bersyukur dengan senantiasa memenuhi panggilan Allah,merekalah orang-orang yang tak mengecewakan Allah,merekalah orang-orang yang bebas dari kemunafikan.Aku malu kepada Allah karena kutak sanggup lagi memenuhi panggilan-Nya.Karena maluku kepada-Nya sehingga aku tak berani memenuhi panggilan pemerintah untuk mengikuti sertifikasi yang sudah tiga kali memanggilku.Bagaimana bisa kupaksakan diri ikut sertifikasi sedangkan panggilan Allah ke rumah-Nya tak bisa kupaksakan diri,padahal kalau saja aku mau memaksakan diriku ikut sertfikasi itu bisa kulakukan dengan meminta bantuan orang lain,tapi tidak kulakukan karena malu kepada Allah.
Aku tinggal di sebuah desa.Rumahku berada di pusat pemerintahan desa,dekat dengan kantor desa.Di depan kantor desa ada semua masjid yang dibangun oleh ratusan orang dewasa yang beragama Islam.Masjid  di kampungku ini selalu menjadi perhatian warga kampung sebelah,karena setiap Subuh,kecuali Minggu terdengar suara anak kecil seumur 10 tahun mengumandangkan azan Subuh,anak kecil ini mempunyai dua jemaah yang keduanya mantan kepala desa,yang satunya telah berbau tanah dan yang satunya masih berbau segar dan telah terpilih menjadi wakil rakyat.Kecuali Subuh,anak kecil ini minta pada ayahnya agar shalat di rumah saja,alasananya Minggu adalah hari libur dan ayahnyapun setuju dengan maksud agar anaknya tidak merasa dipaksa.Anak kecil itu bersemangat mengumandangkan azan,selain karena tertanam nilai agama dari ayahnya bahwa Allah menyanginya,malaikat bersahabat dengannya,malaikat selalu mengawalnya dan setan-setan takut padanya,juga karena seorang jemaahnya rutin memberinya pembeli bakso sepuluh ribu dan kadang dua puluh ribu setiap bulan setiap kalian menerima gaji pensiunnya."Dg Taba yang kasika",kata bocah itu usai menerima gajinya mengumandangkan azan."Walau kamu tidak dikasi uang ama Dg Taba kamu harus tetap azan karena kalau kamu tidak azan maka masjid di kampung kita akan mati",pesan ayahnya.
Masyarakat kampungku semuanya ber-KTP Islam dan dianugerahi Allah nikmat yang cukup. Selain sehat dan kuat,juga kehidupan ekonomi yang memadai.Tapi yang cukup mengherankan bila kita mecoba shalat di masjidnya,ya ampun, kemana semua orang-orang Islam.”Iyek,ada semuaji di rumahnya,mereka  adalah jemaah Ramadhan,nanti Ramadhan baru bermunculan”,jawabku saat seorang tamu bertanya sepulang shalat Subuh.’Astagfirullah,tidakkah mereka bersyukur atas kesehatan dan kekuatan yang diberikan Allah padanya,tidakkah mereka tahu bahwa azan itu adalah undangan Allah,tidakkah mereka tahu bahwa kitapun kalau undangan tidak dipenuh akan kecewa apalagi Allah ?”,ujar tamuku itu,”Andaikan mereka mencoba menggunakan akalnya,mereka akan merasakan bahwa segala yang ada padanya itu dari Allah,mereka menjadi pegawai atau pekerja karena Allah,dalam urusan pekerjaan Allah memberi kemudahan,kesehatan dan kekuatan untuk pergi mencari rezki walau dalam jarak yang demikian jauh,tetapi mengapa memenuhi panggilan Allah untuk beribadah di masjid sangat berat padahal jarak rumahnya dengan masjid amat dekat,Cuma sekali langkah.Apa salahnya Allah sehingga kalian semua tidak mau memenuhi undangan-Nya padahal semua ibadahmu adalah untuk kebaikan dirimu sendiri ?”,tambahnya.”Tdakkah mereka tahu bahwa shalat berjamaah di masjid keutamaannya 27 derajat dari shalat di rumah ?.Tidakkah mereka tahu bahwa Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa yang berat bagi orang munafik adalah shalat Subuh dan Isya.Jadi kalau tidak mendidrikan shalat Subuh dan Isya berarti termasuk orang munafik dan shalat yang paling utama bagi laki-laki adalah di masjid.
Masyarakat Islam di kampungku adalah masyarakat yang sangat menjunjung tinggi adat. Adat jauh lebih dihormati daripada syariat agama.Terbukti bila ada acara barzanji,orang berbondong-bondong sampai berdesakan tapi kalau panggilan shalat berjamaah, masjid menjadi kosong.Suatu pemandangan terburuk yang pernah aku lihat adalah saat seorang imam menggelar acara barzanji untuk kepindahan ke rumah barunya.Masjid yang di samping rumah Pak Iman kosong karena semua jemaah menggelar shalat berjamaah di rumah Pak Imanm,hanya satu orang yang shalat di masjid,itupun dianggap sebagai orang gila,padahal tidak ada dasar syariat bahwa shalat berjamaah di rumah  baru mengandung berkah ketimbang shalat berjamaah di masjid. “Baguski tawwa kalau rumah baru diisi dengan shalat berjamaah dan barzanji berjamaah,bisa mendatangkan berkah”,kata istriku waktu kukatakan bahwa salah kalau shalat berjamaah di masjid kita tinggalkan demi memenuhi undangan seseorang untuk shalat berjamaah di rumahnya.Shalat berjamaah di masjid itu adalah seruan Allah dan Sunnah Rasulullah,apakah kita akan meninggalkan seruan Allah demi memenuhi seruan manusia ?.”Siapa yang bilang rumah akan membawa berkah bila diadakan shalat berjamaah ?”, tanyaku namun tak dijawab istriku.
“Mengapa tidak ikut shalat Magrib berjamaah di rumah Pak Imam,Jufri ?”,tanyaku saat bertemu dengan Jufri,seorang pemuda yang aktif mengikuti pengajian.”Saya cuma takut saja,karena kita hanya disyariatkan mendirikan shalat berjamaah di masjid,bukan di rumah,kecuali kalau tidak ada masjid”,jawab Jufri yang ternyata sepaham denganku.”Berarti tidak ikut makan di rumah Pak Imam ?”,tanyaku.”Rezki itu urusan Allah,jadi kalau tidak makan di rumah Pak Imam gara-gara tidak ikut shalat berjamaah dan barzanji itu berarti tidak ada rezkiku di rumah itu,ternyata Allah telah menyiapkan rezkiku di rumahku”,jawabnya.
Sejak hatiku mendengar masjid menangis,aku menjadi malu,takut dan resah,namun kutakbisa berbuat apa-apa,aku tak punya kekuasaan untuk menggerakkan mereka ke masjid,dan ktakpunya daya untuk menanam ilmu pada mereka karena mereka sudah merasa menguasai ilmu,sudah paham agama,buktinya mereka menoak jemaah tabliq yang hendak berdakwah dimasjidnya,walau buktinya tidaklah demikian.Aku hanya bisa berdoa semoga anak-anakku kelak bisa memanfaatkan ilmunya untuk memajukan agama di kampungnya dan masyarakat Desa Palajau yang kami cintai ini.Mudah-mudahan kelak ada imam desa yang paham agama dan bisa memberikan pemahaman kemapada masyarakat Islam tentang beragama Islam yang benar yang seharusnya mengikuti Nabi Muhammad,bukan mengikuti tradisi masyarakat Islam.